Jumat, 07 Januari 2011

Dan Terucaplah


CINTA


Cinta, sebuah kata yang tidak pernah bermakna. Makna yang ada adalah cinta merupakan sebuah rekayasa pikiran manusia tentang hubungan dirinya dengan orang lain. Setiap makna yang mereka buat hanyalah berasal dari khayalan sadar yang direkayasa sesuai kehendaknya masing-masing. Setiap cinta yang dimiliki manusia tak memiliki awal dan akhirnyapun selalu mengada-ada.

Cinta merupakan kata irasional dari pemikiran prasejarah yang tetap kekal hingga masa digital ini. Cinta mungkin dekat dengan kedamain dan kebahagian, tetapi cinta juga sangat egois hingga orang-orang rela saling berkorban hanya demi cinta.

Cinta terkadang sangat konyol tanpa disadari maupun disadari. Bagaimana cinta selalu berhasil membuat tuannya malu ataupun membuang harga dirinya. Atau disaat cinta menggiring sang kasmaran ke lembah yang memilukan disaat ditinggalkan cintanya.

Cinta, hampir sama dengan pisau belati dengan ujung yang runcing dan siap mengoyak hati dan pikiran. Menguras habis air mata, menyusutkan masa depan dan menjauhkan peradaban. Dari sedikit kebaikan cinta, terdapat begitu banyak pemujanya.

Satu hal yang membuatku merasa malu. Disaat kuharus mengatakannya. Disaat harus kuakui bahwa cinta itu sedang kurasa. Disaat cinta itu tidak pada tempatnya dan jauh dimata. Tetapi hatiku berkata lain. Ia tetap mengucapkannya berkali-kali. Tanpa henti dan tanpa rasa ragu. Hatiku begitu bangga akan cintanya yang seolah-olah menjadikan cinta sebagai surga. Radangnya pikiranku tak dapat menghentikan aksi sang cinta untuk menakhlukan hatiku.

Sampai disaat cinta itu berhasil menakhlukan diriku. Sampai disaat cinta yang dimaksud semakin jauh dariku. Sampai disaat aku menertawakan hatiku yang tak pernah menyerah.

Waktu tak cukup membunuh cinta. Bahkan waktu yang dilewati menjadi energi baru bagi sang cinta untuk bermain-main dengan kehidupanku. Setiap detik yang ada hanya ada cinta kepadanya. Setiap bumi ini berputar, hanya cinta itu yang menjadi porosnya. Setiap hatiku mulai merasa lelah, hanya cinta itu yang sanggup membangunkannya.

Semakin kusadari akan artinya, semakin kutahu akan dampaknya, semakin aku mengerti akan jarak antara cintanya. Maka, akan semakin dalam cinta iu jatuh kepelukanku. Semakin erat dan tak akan pernah kulepas tanpa rasa ragu.

Cinta sebagai sang guru dan pembimbing hatiku.

Tidak ada komentar: