Senin, 26 Juli 2010

Pergilah kau!!!!

Disaat kusendiri, aku merasa sangat bangga.
Bangga dengan kesendirianku.
Yang kurasa tidak ada yang menyukainya.
Tidak ada yang menginginkannya.
Manusia lain akan menjauhkannya.

Dengan perlahan kuperhatikan.
Kesendirian yang telah begitu dalam.
Terlalu dalam hingga terjatuh dalam alam bawah sadarku.
Cukup dalam untuk membunuh pikiranku sendiri.
Sakit yang kualami.
Sedih yang kurasa.

Begitu dalam hingga kutersentak.
Teringat kebahagian yang kualami.
Kesendirian ini yang terlalu mendominasi.
Kesendirian yang kini tak bisa lagi kukendalikan.

Sekembalinya dari ketidak-sadaranku, aku mencoba mencari dan meraih tangan orang lain.
Meraih ke arah yang lebih nyata dan lebih bahagia.
Mencoba meninggalkan kesendirian ini.
Mencoba meninggalkan yang kini kualami.
Keseriusanku mulai terganggu akan tidak adanya bantuan yang datang.
Kelemahanku mulai menampakan dirinya.

Seraya dengan tingkat kesadaranku yang mulai hidup kembali.
Kucabik kesendirianku dengan sekuat tenaga.
Mencoba mengusirnya dengan tegas.
Mencoba meyakinkannya untuk tidak lagi memeluk diriku.
Meyakinkannya bahwa saatnya untuk pergi telah tiba.
Meyakinkan diriku untuk meninggalkannya.
Kembali atau mencoba untuk lebih bersama.
Kebersamaan yang baru.

Jumat, 23 Juli 2010

Aku Kecewa!

Kita manusia diberikan bermacam-macam warna hidup.
Dikala senang kita tersenyum.
Begitu kita marah, wajahnyapun mengerut.
Saat sedih air mata terkucur.
Disaat kita tertawa menandakan kebahagian.
Begitu banyak ekspresi dan berbagai potretan hidup yang kita lalui.

Dari begitu banyaknya bintang di langit, akan lebih bersemangat jika melihat cahaya matahari bersinar di pagi hari.
Pagi hari yang menjadi awal dari sebuah hari.
Mengisyaratkan kita untuk bersiap dan bersemangat.
Dalam menjalani hari yang panjang.
Disaat harapan menumpuk dan membumbung.
Ada satu titik yang mengusik.
Titik yang diberi nama Kecewa.
Perasaan kecewa yang tidak pernah diinginkan.
Kekecewaan yang membawa kita tenggelam di luasnya samudera hidup.
Jalan yang masih panjang itu semakin terasa pendek.
Hari yang besar menjadi sempit dan sesak.

Saat-saat manusia melupakan kehidupannya.
Menganggap bahwa dirinya telah mati.
Kematian yang belum datang dan tidak terjadi.
Manusia yang mematikan dirinya untuk digerogoti perasaan kecewa.
Membuat kekecawaan itu semakin membesar dan sulit untuk dikendalikan.
Kenangan yang diingat hanyalah penyesalan dan penyesalan yang lebih dalam.
Dengan mata kosong dan wajah menunduk.
Sikap yang mengherankan.

Dari kekecewaan itu kita seharusnya bisa lebih sadar dan merasa lebih hidup.
Dengan rasa ini kita akan sadar akan keberhasilan dan kegembiraan.
Dengan rasa kecewa kita akan teringat dengan kesuksesan yang telah kita miliki.
Kekecawaan akan melindungi kita dari perasaan sombong.
Kekecewaan menghindari kita dari ketamakan.
Kehidupan ideal yang didambakan telah kita lalui dan kita jalani.

Sabtu, 17 Juli 2010

Be Happy



Semakin males aja bergulat dengan kebosanan setiap harinya. Setiap hari menggerutui dengan keadaan. Disaat memiliki waktu luang yang banyak kayanya enak banget. Kayanya sesuatu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Bangun siang dan aktivitas yang nggak bisa dilakuin saat sibuk sekarang bisa dilakukan. Tapi, rutinitas yang teruang-ulang terus membuat jenuh dan mati gaya. Ternyata hidup bermalas-malasan didalam satu kotak yang tadinya keliatan besar, menjadi terasa sempit dimakan oleh waktu yang terus bergerak melaju dengan cepat. Kita manusia yang cukup kompleks butuh ruangan yang cukup besar untuk bergerak. Hasrat kita untuk mengenal yang baru tidak ada batasannya. Nggak ada yang mau hidup didalam kotak berlama-lama. Seekor keong aja akan mencari rumah baru disaat rumah lamanya udah mulai sempit. Kemampuan mencari hal yang baru jadi masalah lain. Kadang, untuk mengenal yang baru terasa sangat sulit. Kita dikaruniai oleh memori yang dapat mengulang semua yang pernah kita alamin. Memori itu jadi hal yang sulit kita kendaliin. Memori yang kita punya suka memutar pengalaman kita dari yang menyenangkan sampe yang nggak mau kita inget lagi. Waktu kita ketemu hal yang baru, memori kita kadang-kadang memutar balik apa yang kita pernah alamin. Syukur-syukur yang diputer itu memori yang baik, kalo yang buruk yang diinget, yang ada jadi penghalang terhadap sesuatu yang baru itu. Bagi yang punya memori ekstra large dan ram yang super cepat siap-siap aja geleng-geleng setiap ketemu hal baru(Kebanyakan mikir sih). Memori mungkin susah dikendalikan, tapi memori masih bisa dituntun oleh pemiliknya. Kemungkinannya jadi 50:50. Tapi disamping memori buruk kita punya memori bahagia. Jika kita bisa menuntun memori kita untuk memutar hal-hal yang menyenangkan, perasaan kita seperti tersuntik Hasrat baru yang menyediakan ruang kosong untuk diisi. Disaat kita mengingat hal yang bahagia, kita larut dalam kebahagian tersebut. Sesuatu yang asing akan terasa sangat familiar disaat kita senang. Sesuatu yang berat akan terasa sangat ringan. Sesuatu yang menyedihkan bisa jadi sesuatu yang menggelikan. Sepintas, tingkah laku ini seperti orang yang sakit jiwa. Tapi, nggak ada manusia yang punya kewarasan 100%. Semua orang pasti ada kadar ketidakwarasan didalamdirinya. jadi kita Nggak perlu malu dan ragu sama kemampuan ini. Yang kita butuhkan cuma melatih kemampuan menuntun memori. Kemampuan baru yang cukup penting dikuasain. Kemampuan khusus yang bisa jadi kemampuan penting bagi kehidupan kita. Kemampuan yang dapat menyeimbangkan hidup kita. Kemampuan yang membuat hidup kita lebih bahagia.

Semangat yang ada

Tragis, kejam, dan tak beradab.
Setiap sendi-sendi kehidupan kini telah rusak dan tak berarti.
Melunturkan semangat untuk tetap berjuang.
Satu persatu para manusia kehilangan jati dirinya.
Satu persatu jiwa melayang meninggalkan jasadnya.
Apalah arti hidup jika terus dipertanyakan.
Bukan arti atau definisi yang kita perlukan.
Sama halnya dengan tujuan yang kita lihat.
Tujuan semata-mata datang untuk diartikan.
Tujuan berada 10 tingkat lebih tinggi dari hanya sebuah arti.
Tujuan tidak akan dicapai jika tidak melewati langkah-langkah panjang.
Tapi, tujuan bukanlah segalanya.
Kebutuhan bukanlah segalanya.
Tidak ada yang segalanya.
Perjalanan yang baik adalah perjalanan yang berimbang.
Perjalanan yang membuat kita dapat melihat dengan dua sisi.
Berperilaku ganda dan Berpikir secara terbuka.
Kebingungan akan melanda setelahnya.
Ke-tidakkonsistenan menjadi hantu yang terus mengikuti.
Hantu yang bergentayangan dibelakang kita bahkan kini berani berhadapan langsung dengan kita.
Jadikan hantu itu tersenyum lebar dan rayu mereka untuk meneriaki nama kita untuk tetap semangat.
Semangat diri untuk melakukan sesuatu.
Bukan untuk mencapai tujuan.
Semangat yang akan menjadi tenaga tak berbahan bakar untuk kita.
Semangat alami yang tidak membutuhkan tujuan.
Semangat yang akan ada disaat semangat itu kita inginkan.
Keinginan kita yang memunculkan rasa semangat.
Semangat yang sudah ada akan terbangun dan membantu kita dalam melewati semua.
Semangatlah!